Jakarta, Jum’at, 14 Oktober 2022, SMKN 22 Jakarta telah mengadakan kegiatan sholat jum’at secara berjamaah, yang bertindak sebagai Muazdin adalah Muhammad Yasin ayatollah kelas XII TKJ 2 beliau adalah juara 1 qori tingkat dewasa untuk DPP Jakarta Timur dan juara 2 Kori dewasa untuk tingkat DPW DKI Jakarta, sedang yang berntindak sebagai Khotib dan Imam Adalah bapak Ust. Miswan, M.Kom,M.Pd, beliau saat telah menjawab sebagai ketua DPW AGPAII DKI Jakarta, untuk masa periode 2022- 2027.
Berikut adalah isi khutbah yang telah disampaikan dengan penuh khitmat yang berjudul:
Peristiwa Spektekuler Menjelang Kelahiran Nabi
Syaikh Nawawi dalam Fathush Shamad. Telah menceritakan peritiwa keajiban Nabi Muhammad Saw saat lahir
Saat Nabi dilahirkan banyak peristiwa spektakuler yang membuat bergetar kaum beriman dan membuat gentar kaum kafir, baik yang ada di Timur (Romawi) maupun yang ada di Barat (Persia). Tak terkecuali makhluk seperti jin dan setan, mereka bahkan ketakutan.
Pertama, Nabi terlahir dalam keadaan bersujud. Kondisi ini, tulis Syaikh Nawawi, untuk menunjukkan kedekatan Nabi dengan Allah. Sementara Nabi sendiri bersabda, أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ “Posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah pada saat dia bersujud” (HR. Muslim).
Kedua, sesudah itu, Nabi menunjuk dengan dua jari telunjuk beliau ke langit secara bersamaan. Menurut Syaikh Nawawi, perilaku ini sebagai pengakuan Nabi kepada Allah bahwa beliau adalah hamba-Nya melalui lisanul hal (bahasa perbuatan) yang lebih hebat ketimbang lisanul maqal (bahasa ucapan), seperti ketika Nabi Isa lahir.
Lisanul maqal Nabi Isa diabadikan al-Qur’an, “Isa berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi” (QS. Maryam/19: 30).
Ketiga, Nabi terlahir dalam keadaan bersipat mata, berminyak rambut, dan berminyak wangi. Diceritakan oleh Syaikh Nawawi bahwa orang yang mengunjungi Nabi lalu pulang ke rumah, ikut pula bersama orang itu aroma wewangian semerbak yang berasal dari Nabi. Saat itu seorang istri bertanya kepada suaminya yang baru mengunjungi Nabi, “Apakah kamu memakai minyak wangi?”
Keempat, Nabi terlahir dalam keadaan terkhitan dan terpotong tali pusatnya. Untuk hal ini Syaikh Nawawi mengutip sabda Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata, “Rasulullah dilahirkan dalam keadaan terkhitan dan terpotong tali pusatnya”. Tujuan dikhitan dan dipotong tali pusat itu adalah untuk memuliakan dan mengagungkan Nabi serta untuk membersihkan Nabi dari kotoran.
Kelima, menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari, Aminah melihat sekilas cahaya yang menerangi istana Romawi. Sementara istana Persia retak dan Api Majusi yang sudah disembah 1000 tahun dan tidak pernah padam, tiba-tiba padam. Bahkan salib-salib Nasrani pecah.
Keenam, menurut Syaikh Nawawi, iblis menjerit histeris. Kontan hal itu membuat setan bertanya, “Bencana apa yang menimpamu?”. Lalu iblis menjelaskan bahwa telah lahir seorang nabi terakhir yang bernama Muhammad yang akan menimbulkan kehancuran bagi bangsa iblis dengan kehancuran yang belum pernah terjadi selama ini.
Berdasar penjelasan singkat ini, pantas kalau kelahiran Nabi diperingati dan setiap tahun dinanti. Pantas juga kalau orang berbondong-bondong datang berulang kali setiap kali diselenggarakan maulid di masjid-masjid, kantor, dan juga istana negara.