Ini 5 Penyebab Sering Buang Angin atau Kentut

Pernahkan kita mengalami peristiwa dimana tubuh kita sering buang angin atau kentut ? dalam kondisi seperti ini, kita sering merasa tidak nyaman, bahkan tidak enak kalau terdengar dengan teman atau sahabat kita sendiri, apa lagi kalau ada di samping pacar kita, wah, bisa gawat jadinya. Tapi sobat jangan kawatir dulu, kali ini kita akan kupas tuntas, dari penyebab seseorang sering buang aingin alias kentur. Silahkan lanjutkan bacaannya, supaya tidak terjadi gapok ( gagal fokus).

Proses Kentut atau Buang angin atau flatus merupakan proses alami manusia membuang gas dalam tubuh, jadi jalannya dengan cara mengeluar gas yang terbentuk di dalam usus dan saluran pencernaan.
Gas tersebut terdiri dari udara yang tertelan saat makan atau minum, serta gas-gas seperti hidrogen, metana, dan gas lainnya yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan oleh bakteri di usus besar. Buang angin normalnya tidak berbau dan merupakan proses alami yang terjadi di dalam tubuh manusia. Namun, kentut yang terlalu sering atau berbau busuk dapat menjadi masalah yang mengganggu.

Penyebab kentut terus Gas dari proses buang angin terdiri dari berbagai komponen, termasuk nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metana, dan gas-gas lainnya. Proses kentut terjadi karena sejumlah alasan, di antaranya:

Pencernaan makanan: Ketika kita makan atau minum, udara juga bisa tertelan. Udara ini kemudian mencapai saluran pencernaan, termasuk lambung dan usus. Sebagian udara ini kemudian dikeluarkan sebagai gas melalui kentut.
Proses pencernaan: Selama proses pencernaan makanan, bakteri yang ada di saluran pencernaan membantu mencerna makanan yang tidak dicerna sepenuhnya dalam usus halus. Proses ini menghasilkan gas sebagai produk sampingan.
Gas dari darah: Beberapa gas yang terkandung dalam darah, seperti karbon dioksida dan nitrogen, juga dapat larut dalam cairan pencernaan dan dilepaskan sebagai gas melalui kentut.
Reaksi kimia dalam usus: Beberapa makanan yang tidak dapat dicerna sepenuhnya atau diserap di usus halus dapat melewati usus besar dan diubah oleh bakteri dalam usus, menghasilkan gas.
Stres dan faktor emosional: Stres atau kecemasan dapat mempengaruhi aktivitas pencernaan dan pergerakan usus, yang dapat menghasilkan lebih banyak gas dan kentut.
Makanan tertentu: Konsumsi makanan tertentu, seperti kacang-kacangan, brokoli, bawang, kubis, dan makanan berkarbonasi, dapat meningkatkan produksi gas dan kentut.

Untuk itu, ada beberapa kondisi kesehatan yang berkaitan dengan sering terjadinya buang angin.
1. Intoleransi laktosa Kondisi ketidakmampuan untuk mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu. Penelitian ungkap seorang pasien minum satu atau dua pint susu dengan berapa persen lemaknya. Tentu gejala tersebut memberitahu pasien apakah harus membatasi asupan susu. Jika menghindari susu mengurangi gejala Anda, Anda mungkin mengalami intoleransi laktosa. Langkah dengan berhenti konsumsi makanan tersebut dapat membantu untuk mengatasi masalah sering kentut.

2. Irritable bowel syndrome Selain itu, penyebab sering kentut bisa jadi penanda iritasi pada usus. Pasien yang memenuhi daftar diagnostik untuk sindrom iritasi usus besar menderita lebih banyak rasa sakit di bagian bawah rongga perut. Anda dapat meredakan gejala IBS dengan mencoba diet rendah FODMAP untuk mengidentifikasi makanan pemicu, yang dapat dibantu oleh ahli diet.

3. Gangguan saluran cerna bagian atas Buang angin dalam frekuensi yang bisa dihitung dengan jari adalah normal, tetapi sering bersendawa mungkin merupakan tanda gangguan saluran cerna bagian atas. Ini termasuk tukak lambung, penyakit gastroesophageal reflux (GERD), atau gastroparesis, juga disebut pengosongan lambung yang tertunda. Pastikan Anda mengurangi beberapa makanan pemicu gas pada lambung seperti makanan pedas dan asam.

4. Pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil Masalah sering kentut bisa berkaitan dengan adanya kebiasaan sendawa. Hal ini terjadi ketika ada jumlah bakteri yang lebih tinggi dari biasanya di usus kecil, terutama yang biasanya tidak ditemukan di sini. Kelebihan bakteri dapat menyebabkan gejala GI seperti gas, diare, dan kehilangan nafsu makan. SIBO adalah komplikasi umum dari pembedahan perut dan kondisi medis tertentu seperti penyakit Crohn, diabetes, dan penyakit celiac.

5. Potensi kanker usus besar Nah, penyebab lain yang bisa jadi lebih bahaya adalah adanya kondisi berkembangnya kanker. Kelebihan gas jarang menjadi gejala utama pasien kanker usus besar. Hal ini dapat memicu refleks untuk mengingatkan pasien agar menjalani skrining kanker kolorektal. Apabila mengalami kondisi dan masalah sering kentut disertai bau yang tidak sedap, segera konsultasikan ke dokter.

Solusi untuk mengurangi gas penyebab buang angin
Nah, Anda bisa mengatasi secara perlahan apabila sering kentut atau buang angin. Hindari makanan yang memicu produksi gas, seperti kacang-kacangan, brokoli, kol, dan minuman bersoda. Makan perlahan dan tidak terburu-buru, dan menghindari mengunyah permen karet atau minum dengan sedotan. Hindari stres dan kecemasan dengan melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga. Konsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt atau kefir, yang dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan.

sumber:
https://kesehatan.kontan.co.id

About Miswan M.Pd

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *