MALL SAMPAH Menjadikan Adi Saifullah Putra Menjadi CEO dan Founder MallSampah.com

Berbicara tentang sampah adalah terpikirkan oleh kita sesuatu yang tidak bermanfaat ,kotor, jorok, bau yang tidak sedap, sumber penyakit dan masalah yang tak kunjung selesai kita bicarakan, bahkan sangat membawa madhorot bagi diri kita.

Namun ketika penulis menonton berita inspirasi yang ditayangkan di MetroTV, yang dipandu oleh kick andy tentang Mall sampah, maka penulis mencoba menelusuri tentang berita tersebut, sehingga dari tulisan yang sederhana  ini mudah-mudahan bisa termotivasi agar RW.10 Kel. Baru memiki Bank Sampah yang bisa berubah menjad Mall sampah,  bagaimana  kisah selanjutnya? silahkan ikuti berita ini sampai habis, semoga bermanfaat.

Cara pandang anak muda tentang sampah yang satu ini, berbeda dengan anak muda yang lainnya, namanya Adi Saifullah Putra, beliau awalnya sangat resah melihat banyaknya sampah yang berserakan di sekitar indekosnya. Ia juga bingung, bagaimana mengelolanya agar terlihat rapi. Sementara gang menuju kosnya merupakan gang-gang sempit yang mobil sampah pun tak bisa menjangkaunya.

Inilah asal muasal seorang yang mengubah sampah menjadi sesuatu yang  bermanfaat bagi semua orang, apalagi yang bisa menjangkau cuma pemulung saja, Merekalah kunci dari proses daur ulang sampah, karena bisa menjangkau seluruh sudut kota”.

Melihat masa depan pemulang adalah Masa Depan Suram (Madesu), ide brilian inilah awalnya muncul, bagaimana agar para pemulung bisa memiliki penghasilan yang lebih dari sebelumnya,. Apalagi Adi Saifullah Putra saat masih kuliah sekitar  tahun 2014, Adi aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan. Misalnya mengajar anak-anak di pemukiman padat penduduk di Jalan Pampang, Makassar yang dipenuhi sampah.

Dari hasil pengamatannya ternyata orang tua mereka mayoritas pengepul atau pemulung. “Di situ beliau mulai bersentuhan dunia sektor informal,” tutur alumni Ilmu Hukum, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Awalnya bermodalkan pengetahuan sosial dan lingkungan. Tahun 2015, ia pun berpikir solutif untuk memberdayakan pengepul dan pemulung, dengan memanfaatkan teknologi. Sambil menjalani kuliah, mulailah Adi mengusahakan kegiatan daur ulang, sebagai solusi masalah persampahan

Ketika itu, bisnis E-Commerce di Indonesia mulai menjadi  trend. Adi  mulai berpikir untuk membawa system tersebut ke dunia persampahan. Maka  ia dan teman-temannya merancang   aplikasi untuk melayani lalu lintas sampah dari  warga ke pemulung atau pengepul, yang bisa di unduh ke telepon genggam. “Saya juga punya ketertarikan di dunia usaha,” ujarnya. Maka  sejak saat itu ia mendirikan Mallsampah.

Adi berharap dengan alat dan teknologi itu  dapat menjadi solusi menyejahterakan pengepul dan pemulung,  sekaligus dapat  mengatasi persoalan sampah. Para mitra Mallsampah akan membayar Rp 5 ribu per kilogram ke warga, untuk mendapatkan sampah. Tapi ia bisa menjualnya ke gudang akhir Rp 8 ribu. Sehingga ada margin Rp 3 ribu perkilo untuk mereka.“Jadi kami pikir teknologi bisa meningkatkan efisiensi dan ekeftivitas pekerjaan mereka,” ujar pria 27 tahun ini.

Bahkan ia berharap bisa meningkatkan martabat pemulung dan pengepul di tengah masyarakat. Adanya Mallsampah, bisa membantu semuanya, karena pemerintah dan stakeholder belum banyak terlibat.

Sistem kerja Mallsampah itu  menggunakan dua cara. Pertama untuk masyarakat yang ingin dijemput sampahnya maka harus download aplikasinya kemudian foto lalu di submit. Nanti mitra Mallsampah yang datang langsung menjemput, dengan berat minimal 1 kilogram. “Mitra kita bayar tunai di rumahnya,” ucap peraih Penghargaan Lingkungan Indonesia Green Award 2018 kategori Eksekutif Milenium, Jakarta Founder of The Year.

Kedua, aplikasi untuk pengepul dan pemulung yang langsung terhubung dengan pengguna atau user. Aplikasi ini juga bisa meningkatkan aktivitas mereka seperti mencatat pembukuan dan membantu mereka.

Bisa dibayangkan sampai saat ini sudah 12 ribu orang lebih yang mendownload aplikasi Mallsampah, memang penggunanya masih sebatas  Makassar dan sekitarnya.  Ada 300 pengepul yang telah bergabung, mereka tersebar di kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Maros, dan Kota Parepare.

Total sampah yang dikumpulkan untuk di daur ulang mencapai100 ton per bulan dan memiliki gudang sortir sebanyak 111. Sampah itu akan di kirim ke pabrik daur ulang di Surabaya dan Tangerang. Ada juga  yang diolah di Makassar, seperti ke pabrik tali raffia.

Perlu ditekankan bahwa, kata Adi, Mallsampah bukan menyaingi pengepul dan pemulung tradisional. Tetapi, ia menghadirkan platform untuk membantu mereka. Pada dasarnya Mallsampah tak memiliki pengepul dan pemulung sendiri. “Kita berdayakan yang sudah eksis, kita bantu dengan digitalisasi,” Kata Chief Executive Officer (CEO) dan Founder MallSampah.com

Dari efesiensi waktu bis akita lihat, Dia mencontohkan kalau pengepul menghabiskan waktu 8 jam sehari mencari sampah secara acak. Sekarang mereka bisa langsung ke arah tujuan warga yang ingin membuang sampahnya.

Mallsampah,  seperti driver Gojek,  ada order dia jalan. Jadi lebih efisien waktunya, tidak membuang bensin motornya dengan  percuma. Alam juga terjaga, karena sampah plastik tidak terbuang tapi ditangani Mallsampah. Kesadaran masyarakat pun meningkat, karena terdorong memilah sampahnya untuk dijadikan uang. Sehingga sampah tidak dibuang ke TPA, ke sungai atau ke laut karena bernilai ekonomi.

Dari data yang akurat, bahwa Kota Makassar sendiri menghasilan sampah sekitar 800-1.200 ton per hari. Kendala yang dihadapi Mallsampah saat ini, soal masyarakat yang masih sulit dan belum teredukasi untuk memilah sampah rumah tangganya. Dengan dipilah sampah bisa langsung di setor ke Mallsampah dan tidak dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Dari kisah inspirasi ini berharap bersar Bank sampah RW. 10 bisa bermetamerposis menjadi Mall Sampah sebagaimana yang telah di prakarsai oleh Adi Saifullah Putra sebagai anak muda yang cerdas dalam usia 27 sudah menjadi Chief Executive Officer (CEO) dan Founder MallSampah.com, Amiin  Yra.

Penulis: Miswan. M.Pd

About Miswan M.Pd

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *