Sayyidah Aminah ditinggal meninggal oleh suaminya dalam keadaan hamil. Maka Allah SWT pun menghibur hatinya dengan janin yang dikandung, di mana janin tersebut merupakan janin istimewa yang Allah karuniakan kepadanya.
Sayyidah Aminah merupakan ibunda Rasulullah SAW. Beliau mengandung, melahirkan, dan mendidik Rasulullah SAW sampai waktu yang Allah tentukan. Kisah mengenai masa kehamilan dan melahirkan beliau pun terekam dengan jelas dalam khazanah sejarah Islam.
Prof Quraish Shihab dalam kitab Membaca Sirah Nabi Muhammad menjelaskan bahwa selain mengandung janin yang istimewa, Aminah tak sama sekali mengalami gangguan ataupun kesulitan akibat kehamilannya. Padahal biasanya para wanita hamil kerap mengalami kesulitan dan gangguan fisik akibat kehamilan.
Selama masa kehamilan itu, berdasarkan beberapa riwayat, terdapat bisikan atau mimpi yang menggembirakan tentang janin yang dikandung Sayyidah Aminah. Maka dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut membuat Sayyidah Aminah merasa tenang dan aman serta mengenyahkan segala hal yang mengganggu fisik dan pikirannya.
Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, ketika bulan memancarkan sinarnya dengan terang, Sayyidah Aminah mendengar suara yang berkata, “Tidak lama lagi engkau akan melahirkan tokoh umat ini. Kalau dia lahir, berdoalah memohon perlindungan untuknya dari Yang Maha Esa dan dari semua yang iri hati dan namailah dia Muhammad.”
Maka pada hari Senin malam menjelang fajar, Sayyidah Aminah dengan ditemani hanya oleh pembantunya yang berasal dari Ethiopia, Barakah Ummu Aiman, mulai merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Disebutkan juga dalam beberapa riwayat bahwa bidan yang membantu Sayyidah Aminah melahirkan bernama Al-Syaffa.
Pada mulanya Sayyidah Aminah merasa takut dan hal ini sangat wajar bagi ibu hamil yang hendak melahirkan. Lebih-lebih kelahiran anak pertama. Namun rasa takut itu hanya hinggap sekejap saja di hati Sayyidah Aminah, beliau kemudian dapat melahirkan dengan normal.