Peribahasa mengatakan, “gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang”. Peribahasa ini memiliki arti bahwa hal yang dikenang dari seseorang yang telah meninggal adalah jasa atau perbuatannya. Itulah warisan yang kemudian diberikan kepada generasi penerusnya.
Bagi orang beriman, warisan terbaik adalah amal salehnya sewaktu hidup yang bermanfaat bagi banyak orang, lalu dijaga dan diteruskan sehingga amal saleh itu terus hidup dan dihidupkan sebagai jariahnya sampai hari kiamat.
Rasulullah, manusia paling mulia, wafat dan tidak mewariskan harta yang banyak kepada keluarganya, juga kepada umatnya. Warisan terbaik dan paling berharga beliau adalah Kitabullah (Alquran) dan sunah beliau. Beliau mengatakan, “Aku tinggalkan untuk kalian dua hal yang jika kalian pegang teguh maka kalian tidak akan tersesat selamanya. Keduanya adalah Kitabullah dan sunahku.” (HR Malik dalam al-Muwaththa’).
Alquran dan sunah Rasulullah adalah petunjuk hidup abadi sampai kiamat. Beliau sudah lama wafat, tetapi warisan beliau selalu menjadi cahaya yang menerangi kita dalam menapaki kehidupan, menjadi sumber ajaran yang menjadi pegangan kita sekaligus sandaran bagi berbagai persoalan hidup saat ini dan nanti. Sebab, di dalamnya banyak terkandung kebaikan, manfaat dan maslahat bagi kita.
Para ulama saleh di masa lalu juga wafat dengan mewariskan karya-karya yang sangat banyak dan bermanfaat dalam berbagai bidang, seperti bidang tafsir, hadis, fikih, tasawuf, sains, dan seterusnya. Karya-karya mereka abadi sampai saat ini dan dibaca sampai kapan pun.
Contohnya, Tafsir ath-Thabari karya Imam ath-Thabari, Tafsir Ibn Katsir karya Ibnu Katsir, Shahih al-Bukhari karya Imam al-Bukhari, Shahih Muslim karya Imam Muslim, al-Umm karya Imam asy-Syafi’i, Ihya’ ‘Ulum ad-Din karya al-Ghazali, dan lain-lain.
Kita tentu tak harus meninggalkan warisan yang sama dengan mereka. Namun, kita harus meninggalkan warisan terbaik dalam kapasitas dan kemampuan kita masing-masing. Allah berfirman, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu.” (QS at-Taubah [9]: 105).
Pekerjaan atau aktivitas apa pun, akan Allah lihat, apakah itu bernilai baik bagi dirinya dan orang lain atau tidak. Jika aktivitas kita bernilai positif dan dikenang orang sebagai sesuatu yang positif, bahkan menginspirasi orang untuk melakukan hal positif ini, itu adalah warisan terbaik kita dan menjadi amal jariyah setelah kita meninggal.
Menjadi orang saleh yang menginspirasi orang lain ikut menjadi orang saleh juga adalah hal yang niscaya dilakukan oleh orang beriman. Kelak, itulah kenangan yang akan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Rasulullah wafat, selain mewariskan Alquran dan sunahnya, juga mewariskan generasi sahabat yang terbaik yang meneladaninya.
Para sahabat juga mewariskan generasi terbaik tabiin yang juga meneladani mereka. Generasi tabiin juga mewariskan generasi tabiut tabiin yang meneladani mereka. Oleh karena itu, generasi masa depan yang akan kita wariskan tergantung apa yang kita lakukan hari ini.
Baik buruknya, amat bergantung pada apa yang kita berikan hari ini. Orang beriman mesti menjadi pelopor dalam membentuk generasi terbaik selanjutnya.
Wallahu a’lam.